Bunka, matsuri, ongaku, eiga , iro-iro aru
Negara Jepang kaya dengan berbagai
kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan
teknologi di Jepang terus up date
dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini.
Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih
terus berlangsung hingga saat ini :
Matsuri
Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.
Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.
Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.
Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.
Sejarah
Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.
Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.
Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.
Tiga matsuri terbesar
* Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)
* Tenjinmatsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
* Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, bulan Mei)
Matsuri yang terkenal sejak dulu
Daerah Tohoku
* Nebuta Matsuri (kota Aomori, bulan Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, bulan Agustus)
* Kantō Matsuri (kota Akita, bulan Agustus)
* Sendai Tanabata Matsuri (kota Sendai, bulan Agustus)
Daerah Kanto
* Chichibuyo Matsuri (kota Chichibushi, Prefektur Saitama, 2-3 Desember)
* Sanja Matsuri (Asakusa-jinja, Tokyo, bulan Mei)
* Sannō Matsuri (Hie-jinja, Tokyo, bulan Juni)
Daerah Chubu
* Owarafū no bon (kota Toyama, Prefektur Toyama, bulan September)
* Shikinenzōei Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan setiap 6 tahun sekali, terakhir diadakan bulan April-Mei, 2004).
* Takayama Matsuri (kota Takayama, Prefektur Gifu, bulan April dan bulan Oktober)
* Furukawa Matsuri (kota Hida, Prefektur Gifu, bulan April)
Daerah Kinki
* Aoi Matsuri (Kyoto, bulan Mei)
* Jidai Matsuri (Heian-jingu, Kyoto, bulan Oktober)
* Tōdaiji Nigatsudō Shuni-e atau dikenal sebagai Omizutori (Nigetsu-dō, kuil Tōdaiji, Nara, 12 Maret)
* Kishiwada Danjiri Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)
* Nada no Kenka Matsuri dan Banshū no Aki Matsuri (Prefektur Hyogo, diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū dengan pusat keramaian di kota Himeji di bulan Oktober)
* Nachi no Hi Matsuri (Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, bulan Juli)
* Aizen Matsuri, Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal sebagai "Tiga Matsuri Musim Panas Terbesar di Osaka" (Prefektur Osaka, bulan Juni-Juli)
Daerah Chugoku dan Shikoku
* Saidaiji Eyō (Okayama, Prefektur Okayama, bulan Februari)
* Awa Odori (Tokushima, Prefektur Tokushima, 12-15 Agustus)
Daerah Kyushu
* Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka, Prefektur Fukuoka, bulan Juli)
* Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur Nagasaki, 7-9 Oktober)
* Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur Saga, bulan November)
Pengertian lain
Dalam bahasa Jepang, kata "matsuri" juga berarti festival dan aksara kanji untuk matsuri (祭, matsuri?) dapat dibaca sebagai sai, sehingga dikenal istilah seperti Eiga-sai (festival film), Sangyō-sai (festival hasil panen), Ongaku-sai (festival musik) dan Daigaku-sai (festival yang diadakan oleh universitas).
Shimin Matsuri adalah sebutan untuk matsuri yang diselenggarakan pemerintah daerah atau kelompok warga kota dengan maksud untuk menghidupkan perekonomian daerah dan umumnya tidak berhubungan dengan institusi keagamaan.
Festival dan Matsuri yang lain
* Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)
* Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)
* YOSAKOI Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)
* Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)
* Odawara Hōjō Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)
* Yosakoi Matsuri (kota Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)
* Hakata dontaku (3-4 April, kota Fukuoka)
* Hamamatsu Matsuri (3-5 Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)
* Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (kota Kita Kyūshū, Prefektur Fukuoka, hari Sabtu minggu pertama bulan Agustus)
Origami
Dari
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.
Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.
Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.
Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.
Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.
Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.
Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.
Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.
Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.
Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.
Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.
Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.
Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.
Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.
Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.
Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.
Samurai
dalam budaya Jepang
Daimyō (大名?)
berasal dari kata Daimyōshu (大名主? kepala keluarga terhormat)
yang berarti orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah. Di dalam
masyarakat samurai di Jepang, istilah daimyō digunakan
untuk samurai yang memiliki hak atas tanah yang luas (tuan tanah) dan memiliki
banyak bushi sebagai pengikut.
Pada zaman
Muromachi,
Shugoshoku adalah nama jabatan yang diberikan kepada kelas penguasa untuk
menjaga wilayah feodal yang disebut Kuni
(provinsi). Penguasa yang menjabat Shugoshoku kemudian sering disebut sebagai
Shugo Daimyō (守護大名? daimyō yang melindungi).
Di zaman
Sengoku,
dikenal penguasa wilayah feodal yang disebut Taishin (大身?).
Selain itu dikenal juga samurai lokal yang berperan dalam pembangunan daerah
yang disebut Kokujin (国人?). Sengoku Daimyō (戦国大名?) merupakan sebutan untuk
daimyō yang menguasai lebih dari satu wilayah kekuasaan.
Pada zaman Edo, daimyō adalah sebutan
untuk samurai yang menerima lebih dari 10.000 koku dari Keshogunan
Edo,
sedangkan samurai yang menerima kurang dari 10.000 koku disebut Hatamoto.
Daimyo
zaman Edo
Daimyo
yang berkunjung ke istana, gambar dari buku “Sketches of Japanese Manners and
Customs”
Peringkat
daimyō pada zaman Edo ditentukan oleh tingkatan kebangsawanan (Kakaku),
tingkat jabatan (Kan-i), potensi kekayaan wilayah Han (Kokudaka), dan deskripsi pekerjaan
(Yakushoku).
Pada
zaman Edo terdapat 3 jenis daimyō:
- Kamon Daimyō
Daimyō yang masih punya
hubungan kerabat dengan keluarga shogun Tokugawa
- Fudai Daimyō
- Tozama
Pengikut Tokugawa yang
menjadi setia setelah ditundukkan dalam Pertempuran Sekigahara.
Tokugawa Ieyasu
memberi wewenang atas kekuasaan wilayah han Owari, Kishū, Mito untuk
ketiga orang putranya. Ieyasu juga memberi wewenang kepada masing-masing
putranya untuk menggunakan nama keluarga Tokugawa, sehingga salah satu garis
keturunan putranya dapat menggantikan garis keturunan utama Tokugawa jika mata
rantai keturunan utama terputus. Selain itu, masing-masing putra Tokugawa masih
menerima tugas penting memata-matai kegiatan para daimyō lain wilayah han
tetangga.
Ieyasu
menyebar anggota keluarganya ke seluruh Jepang untuk mengawasi daimyō di
wilayah han tetangga. Putra ke-9 yang bernama Tokugawa Yoshinao
ditunjuk sebagai daimyō wilayah han Owari. Putra ke-10 yang bernama Tokugawa Yorinomu
ditunjuk sebagai daimyō wilayah han Kishū, Putra ke-11 yang bernama Tokugawa Yorifusa
ditunjuk sebagai daimyō wilayah han Mito. Selain itu, Yūki Hideyasu
yang merupakan kakak dari shogun generasi ke-2 Tokugawa Hidetada
ditunjuk sebagai daimyō wilayah han Echizen.
Pengikut
(Kashin) berasal dari keluarga yang sudah turun temurun mengabdi kepada klan
Tokugawa dijadikan Fudai Daimyō. Dalam menjalankan pemerintahan, shogun Tokugawa selalu
dikelilingi oleh Fudai Daimyō yang ditunjuk sebagai menteri senior (Tairō) dan
penasehat shogun (Rojū)
Jika
dibandingkan dengan daimyō lainnya, Fudai Daimyō menerima jumlah Kokudaka yang rendah, sebaliknya klan Torii,
klan Sakakibara,
dan klan Honda
mempunyai kokudaka yang tinggi. Klan Ii
yang menjadi Fudai Hitto di Hikone
mempunyai kokudaka yang sangat tinggi hingga mencapai 350.000 koku. Cuma ada
segelintir daimyō yang menerima di atas 100.000 koku, misalnya: klan Sakai,
klan Abe,
klan Hotta,
klan Yanagisawa,
dan klan Toda.
Seorang
samurai dengan pakaian tempur, 1860.
Samurai (侍 atau 士?) adalah istilah untuk
perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata “samurai” berasal
dari kata kerja “samorau” asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi “saburau”
yang berarti “melayani”, dan akhirnya menjadi “samurai” yang bekerja sebagai
pelayan bagi sang majikan.
Istilah
yang lebih tepat adalah bushi (武士) (harafiah: “orang bersenjata”) yang
digunakan semasa zaman Edo.
Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan
bangsawan, dan bukan contohnya, ashigaru
atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja
untuk majikan (daimyo)
disebut ronin (harafiah: “orang ombak”).
Samurai yang bertugas di wilayah han
disebut hanshi.
Samurai
dianggap mesti bersopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa
berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa,
samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka
hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19,
samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional
menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang
dikenal sebagai bushido
masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup
mereka yang lain.
Perkataan
samurai berasal pada sebelum zaman
Heian di Jepang di mana bila seseorang
disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau
pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama
dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai
bertukar diganti dengan perkataan samurai. Bagaimanapun, pada masa itu,
artinya telah lama berubah.
Pada
era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga
digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang, walaupun
pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang (kyujutsu),
masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.
Berikut
adalah beberapa istilah lain samurai.
- Buke (武家) – Ahli bela diri
- Kabukimono – Perkataan dari kabuku
atau condong, ia merujuk kepada gaya samurai berwarna-warni.
- Mononofu (もののふ) – Istilah silam yang
berarti panglima.
- Musha (武者) – Bentuk ringkasan Bugeisha
(武芸者), harafiah. pakar
bela diri.
- Si (士) – Huruf kanji pengganti samurai.
- Tsuwamono (兵) – Istilah silam bagi
tentara yang ditonjolkan oleh Matsuo
Basho
dalam haiku terkemukanya. Arti
harafiahnya adalah orang kuat.
Samurai
mengunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata yang identik dengan
keberadaan mereka, Dalam Bushido
diajarkan bahwa katana
adalah roh dari samurai dan kadang-kadang digambarkan bahwa seorang samurai
sangat tergantung pada katana
dalam pertempuran. Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam
memberi kehormatan dan bagian dalam kehidupan. Sebutan untuk katana tidak dikenal sampai massa
Kamakura (1185–1333), sebelum masa
itu pedang Jepang lebih dikenal sebagai tachi dan uchigatana,
Dan katana sendiri bukan menjadi
senjata utama sampai massa Edo.
Apabila
seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang dikenali sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang
menjalani genpuku mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa untuk
menjadi samurai secara resmi. Ini dapat diartikan dia diberi hak untuk mengenal
katana walaupun biasanya diikat dengan
benang untuk menghindari katana
terhunus dengan tidak sengaja. Pasangan katana dan wakizashi dikenali sebagai Daisho,
yang berarti besar dan kecil.
Senjata
samurai yang lain adalah yumi
atau busar komposit
dan dipakai selama beberapa abad sampai masa masuknyah senapan pada abad ke-16. Busur komposit
model Jepang adalah senjata yang bagus. Bentuknya memungkinkan untuk digunakan
berbagai jenis anak panah, seperti panah berapi dan panah isyarat yang dapat
menjangkau sasaran pada jarak lebih dari 100 meter, bahkan bisa lebih dari
200 meter bila ketepatan tidak lagi
diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan dengan cara berdiri dibelakang Tedate
(手盾) yaitu perisai kayu yang
besar, tetapi bisa juga digunakan dengan menunggang kuda. Latihan memanah di
belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame (流鏑馬). Dalam pertempuran
melawan penjajah Mongol, busur komposit
menjadi senjata penentu kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu
memakai {busur komposit]] dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan
keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda.
kalo menurut Wikipedia Samurai (侍 atau 士?) adalah istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.
Istilah yang lebih tepat adalah bushi (武士) (harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.
Samurai harus sopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.
yang aku tau tentang cerita dari Junna-san cewe pertukaran mahasiswa asing di FIB UNDIP. Dia cerita kalo penggambaran samurai itu sudah cukup jelas di film The Last Samurai. dah pernah nonton belum? bagus lho! hehe
Pada masa Edo, masyarakat Jepang menerapkan kasta-kasta. Urutan kasta pada masa Edo adalah samurai, petani, tukang, dan pedagang, yang dalam ringkasan berbahasa Jepang dikenal sebagai shi nou kou shou, yaitu shi dari kata bushi (samurai), nou dari kata noumin (petani), kou dari kata kounin atau shokunin dan terakhir shou dari kata shounin (pedagang).Petani menempati urutan kelas dua setelah para samurai, karena pada masa Edo, beras adalah makanan vital yang dengannya para petani menjadi orang kaya dibandingkan kasta lain. Semua kasta tergantung kepada mereka dengan produksi berasnya. Mereka dihargai para daimyo dan samurai karena produksi berasnya.
Di jepang para samurai bisa disebut juga sebagai Pahlawannya. Tapi perlu temen-temen tahu, kalo Bushi di Jepang sekarang sudah ga ada.
Samurai identik banget sama Harakiri. Junna-san temen aku juga ngeri denger kata ini.
Harakiri bagi Para Samurai itu adalah Bunuh diri dengan cara menusuk dada atau perutnya lalu pedanngya di puter, trus pedangnya diarahin kebawah, kanan dan atas lagi, sampe usus keluar dan isi-isinya. hmm ngeri juga ya?
tau ga kenapa orang-orang samurai ini berani gini? Para Samurai itu sangat mengabdi pada budaya dan negaranya, apabila mereka kalah, mereka siap mati. daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati untuk negaranya, daripada hidup diselimuti rasa malu. Pemimin yang gagal dia juga bersedia di penggal kepalanya oleh orang yang dia pilih. Dan orang yang dipilih itu adalah suatu kehormatan, karena dipilih untuk memenggal kepala sang samurai itu.
No comments:
Post a Comment